Minggu, 28 Oktober 2012
Senin, 14 Mei 2012
Benarkah Sukhoi tersedot magnet Gunung Salak?
17.59
1 comment
Mengupas Gunung Salak tidak ada habisnya. Gunung ini menurut sebagian masyarakat angker. Banyak yang menyebut, gunung ini menyimpan banyak misteri.
Apalagi sejak jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Rabu (9/5). Perbincangan makin hangat soal Gunung Salak.
Sebagian menduga, Sukhoi jatuh karena ada kerusakan pada pesawat. Tetapi banyak juga yang menduga Sukhoi jatuh karena ditarik Gunung Salak. Ada magnetnya. Benarkan demikian?
Merdeka.com mencoba mengupasnya dari sisi ilmiah bersama Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono. Dia menjelaskan, setiap tanah dan batuan ada magnetnya.
Berikut ini wawancara dengan Surono, Kamis (11/5):
Benarkah ada magnet di Gunung Salak?
Sebenarnya setiap tanah dan bebatuan mempunyai magnet. Tetapi skalanya kecil.
Banyak orang menduga Sukhoi yang jatuh dua hari lalu karena ditarik Gunung Salak?
Begini, tidak hanya di Gunung Salak, setiap tanah atau bebatuan punya daya magnet. Tetapi tidak mencukupi atau menarik benda logam. Apalagi benda itu sebesar pesawat yang bergerak cepat.
Saya melihat, pesawat itu bergerak cepat di udara, jadi mana mungkin ditarik oleh magnet di bebatuan Gunung Salak. Karena magnet di tanah dan batu itu kecil dan tidak mungkin bisa menarik.
Lantas, perkiraan Anda apa?
Cuaca di sekitar gunung seperti di Gunung Salak sering ada kabut. Nah, kabut itu membuat jarak pandang berkurang. Kemungkinan saja dari masalah adanya kabut.
Tapi yang perlu saya tegaskan, dalam pesawat baru dan canggih seperti Sukhoi pasti sudah ada radar dan alat antisipasi jika dalam cuaca kabut seperti itu. Sukhoi itu pesawat modern.
Apa kemungkinan cuaca di sekitar Gunung Salak?
Soal persisnya saya tidak tahu. Yang saya heran, kenapa pilot meminta menurunkan ke 6000 kaki. Padahal tinggi Gunung itu 7000 kaki. Artinya pesawat terbang rendah daripada ketinggian gunung itu sendiri.
Ada kemungkinan juga pilot terkendala jarak pandang sehingga menabrak tebing.
Apa memang sebagian orang yang tinggal lereng gunung selalu mengkultuskan gunung tersebut?
Kebanyakan demikian, tetapi tidak semua.
Anda punya pengalaman soal mitos di gunung?
Saya sejak dulu memang hobi naik gunung. Sama juga, ada yang meminta saya jangan ini jangan itu. Tidak boleh ngomong sembarangan.�
Sumber: merdeka | Berita Sukhoi
Korban Sukhoi berhak terima santunan Rp 1,25 M
17.54
No comments
PT Trimarga Rekatama, Sunaryo mengatakan, berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77/2011, korban pesawat Sukhoi Superjet 100 berhak mendapat klaim asuransi sebesar Rp 1,25 miliar. Sebab, dalam peraturan itu disebutkan bahwa setiap penumpang pesawat yang mengalami kecelakaan meninggal selama penerbangan akan mendapat klaim asuransi 1,25 miliar.
"Setiap penumpang pesawat yang meninggal dalam kecelakaan penerbangan, akan mendapat klaim asuransi dari perusahaan sebesar Rp 1,25 miliar," kata Sunaryo kepada wartawan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (14/5).
Namun, kasus kecelakaan Sukhoi di Gunung Salak, merupakan kasus spesial (special case). Sebab, dalam penerbangan itu para penumpang tidak membeli tiket, sehingga bisa dipastikan klaim asuransi Rp 1,25 miliar terganjal oleh mekanisme tersebut.
"Tapi kita akan usahakan. Harapan kita bahwa pihak asuransi paling tidak memberikan klaim asuransi sesuai dengan peraturan menteri Rp 1,25 miliar," kata dia.
Hingga kini, PT Trimarga Rekatama selaku penghubung antara produsen Sukhoi Company dengan maskapai Tanah Air, masih terus melakukan komunikasi untuk mendapatkan klaim asuransi dari pabrikan pesawat Rusia tersebut.
Seperti diketahui, Sukhoi Company beberapa hari lalu berjanji akan memberikan santunan sebesar USD 50.000 atau sekitar Rp 458 juta per orang. Santunan itu akan diberikan kepada 45 orang yang ikut dalam penerbangan pesawat nahas itu.
Sumber: merdeka | Berita Sukhoi
Kamis, 10 Mei 2012
Keluarga pramugari Sky Aviaton gelar tahlilan
08.15
No comments
Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, pihak keluarga salah satu korban telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.
Tahlilan digelar di rumah Aditya Recodianty, salah satu pramugari Sky Aviation yang ikut dalam joy flight nahas yang jatuh di Gunung Salak.
"Ini mau pengajian dulu mendoakan Tya, sebelumnya saya sudah beritahu warga untuk hadir," ujar Aini, warga yang tinggal di depan kediaman Aditya, Jalan M No.25 RT 02 RW 11, Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan, Kamis (10/5) malam.
Aini mengaku mengaku bingung, kenapa tiba-tiba Susan (ibunda Aditya) datang ke rumahnya� dan mengundang untuk hadir di pengajian yang akan digelar nanti. "Ibunya tadi datang ke rumah dan tidak mau berharap banyak, jadi digelar pengajian malam ini," tutur Aini.
Menurut pantauan Merdeka.com pukul 19.00 WIB, nampak puluhan orang berdatangan ke rumah Aditya. Sebagian besar merupakan kerabat dan tetangga.
Sumber: merdeka
Sukhoi ditemukan di pinggir tebing Gunung Salak
08.06
No comments
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang sejak kemarin, saat ini sudah ditemukan. Melalui pantauan udara, Timsar menemukan pesawat buatan Rusia itu berada di pinggir tebing Gunung Salak yang berada di atas ketinggian 5.500 FT atau sekitar 1800 meter DPL.
"Sudah ditemukan 10 menit lalu di pinggir tebing," kata Dinas Penerangan Lanud Atang Sanjaya Mayor Ali Amri Lubis, kepada merdeka.com, Kamis (10/5).
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang kontak di kawasan Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 14.51 WIB, Rabu (9/5). Pesawat itu berada di Indonesia dalam rangka demonstrasi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian pertunjukan keliling (road show) yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Pesawat itu mengangkut 42 penumpang dan 8 warga negara Rusia.
Sumber: merdeka
Korban Sukhoi Tya, si cantik yang senang berfoto
08.00
No comments
Aditya Recodianty, pramugari cantik dari Sky Aviation yang ikut dalam joy flight Sukhoi Superjet 100 merupakan pribadi yang baik dan lugas. Sebelum terbang bersama pesawat nahas tersebut, Aditya sempat gonta-ganti foto profil di handphone-nya.
"Dia itu tipikal cewek yang narsis, kebanyakan fotonya saat berada di pesawat," ujar teman pramugari Aditya, Ade kepada merdeka.com, Kamis (10/5).
Tya, panggilan akrab Aditya adalah sosok orang yang peduli terhadap temannya. Tya sempat menawarkan Ade untuk gabung bersama Sky Aviation. "Karena ada satu dan lain hal, saya tidak jadi gabung dengan Sky Aviation," tutur Ade yang juga pramugari di sebuah maskapai nasional.
Tahun lalu, Tya dan Ade pernah satu maskapai di Phuket Airlines dan sempat disewa Arab Saudi Airlines untuk penerbangan jemaah haji. Jarang bersua, tapi sekali bertemu cuma membicarakan suasana di dalam pesawat.
Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, malam ini pihak keluarga Aditya telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.
Sejak tim SAR menemukan jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 siang tadi, tim belum juga menemukan korban selamat. Tim baru menemukan beberapa jenazah. Tim SAR masih kesulitan mengevakuasi korban. Tim pertama yang sudah tiba di lokasi jatuhnya pesawat masih menunggu bantuan. Tim pertama itu belum bisa berbuat apa-apa.
Sumber: merdeka
Korban Sukhoi Tya, si cantik yang senang berfoto
07.59
No comments
Aditya Recodianty, pramugari cantik dari Sky Aviation yang ikut dalam joy flight Sukhoi Superjet 100 merupakan pribadi yang baik dan lugas. Sebelum terbang bersama pesawat nahas tersebut, Aditya sempat gonta-ganti foto profil di handphone-nya.
"Dia itu tipikal cewek yang narsis, kebanyakan fotonya saat berada di pesawat," ujar teman pramugari Aditya, Ade kepada merdeka.com, Kamis (10/5).
Tya, panggilan akrab Aditya adalah sosok orang yang peduli terhadap temannya. Tya sempat menawarkan Ade untuk gabung bersama Sky Aviation. "Karena ada satu dan lain hal, saya tidak jadi gabung dengan Sky Aviation," tutur Ade yang juga pramugari di sebuah maskapai nasional.
Tahun lalu, Tya dan Ade pernah satu maskapai di Phuket Airlines dan sempat disewa Arab Saudi Airlines untuk penerbangan jemaah haji. Jarang bersua, tapi sekali bertemu cuma membicarakan suasana di dalam pesawat.
Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, malam ini pihak keluarga Aditya telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.
Sejak tim SAR menemukan jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 siang tadi, tim belum juga menemukan korban selamat. Tim baru menemukan beberapa jenazah. Tim SAR masih kesulitan mengevakuasi korban. Tim pertama yang sudah tiba di lokasi jatuhnya pesawat masih menunggu bantuan. Tim pertama itu belum bisa berbuat apa-apa.
Sumber: merdeka
Langganan:
Postingan (Atom)