Hanis Jawir Cah Ngawi Asli

Makan Ora Makan Yang Penting Ngumpul.

Hanis Jawir Cah Ngawi Asli

Makan Ora Makan Yang Penting Ngumpul.

Hanis Jawir Cah Ngawi Asli

Makan Ora Makan Yang Penting Ngumpul.

Senin, 14 Mei 2012

Benarkah Sukhoi tersedot magnet Gunung Salak?


Mengupas Gunung Salak tidak ada habisnya. Gunung ini menurut sebagian masyarakat angker. Banyak yang menyebut, gunung ini menyimpan banyak misteri.

Apalagi sejak jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Rabu (9/5). Perbincangan makin hangat soal Gunung Salak.

Sebagian menduga, Sukhoi jatuh karena ada kerusakan pada pesawat. Tetapi banyak juga yang menduga Sukhoi jatuh karena ditarik Gunung Salak. Ada magnetnya. Benarkan demikian?

Merdeka.com mencoba mengupasnya dari sisi ilmiah bersama Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono. Dia menjelaskan, setiap tanah dan batuan ada magnetnya.

Berikut ini wawancara dengan Surono, Kamis (11/5):

Benarkah ada magnet di Gunung Salak?

Sebenarnya setiap tanah dan bebatuan mempunyai magnet. Tetapi skalanya kecil.

Banyak orang menduga Sukhoi yang jatuh dua hari lalu karena ditarik Gunung Salak?

Begini, tidak hanya di Gunung Salak, setiap tanah atau bebatuan punya daya magnet. Tetapi tidak mencukupi atau menarik benda logam. Apalagi benda itu sebesar pesawat yang bergerak cepat.

Saya melihat, pesawat itu bergerak cepat di udara, jadi mana mungkin ditarik oleh magnet di bebatuan Gunung Salak. Karena magnet di tanah dan batu itu kecil dan tidak mungkin bisa menarik.

Lantas, perkiraan Anda apa?

Cuaca di sekitar gunung seperti di Gunung Salak sering ada kabut. Nah, kabut itu membuat jarak pandang berkurang. Kemungkinan saja dari masalah adanya kabut.

Tapi yang perlu saya tegaskan, dalam pesawat baru dan canggih seperti Sukhoi pasti sudah ada radar dan alat antisipasi jika dalam cuaca kabut seperti itu. Sukhoi itu pesawat modern.

Apa kemungkinan cuaca di sekitar Gunung Salak?

Soal persisnya saya tidak tahu. Yang saya heran, kenapa pilot meminta menurunkan ke 6000 kaki. Padahal tinggi Gunung itu 7000 kaki. Artinya pesawat terbang rendah daripada ketinggian gunung itu sendiri.

Ada kemungkinan juga pilot terkendala jarak pandang sehingga menabrak tebing.

Apa memang sebagian orang yang tinggal lereng gunung selalu mengkultuskan gunung tersebut?

Kebanyakan demikian, tetapi tidak semua.

Anda punya pengalaman soal mitos di gunung?

Saya sejak dulu memang hobi naik gunung. Sama juga, ada yang meminta saya jangan ini jangan itu. Tidak boleh ngomong sembarangan.�



Sumber: merdeka | Berita Sukhoi

Korban Sukhoi berhak terima santunan Rp 1,25 M


PT Trimarga Rekatama, Sunaryo mengatakan, berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77/2011, korban pesawat Sukhoi Superjet 100 berhak mendapat klaim asuransi sebesar Rp 1,25 miliar. Sebab, dalam peraturan itu disebutkan bahwa setiap penumpang pesawat yang mengalami kecelakaan meninggal selama penerbangan akan mendapat klaim asuransi 1,25 miliar.

"Setiap penumpang pesawat yang meninggal dalam kecelakaan penerbangan, akan mendapat klaim asuransi dari perusahaan sebesar Rp 1,25 miliar," kata Sunaryo kepada wartawan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (14/5).

Namun, kasus kecelakaan Sukhoi di Gunung Salak, merupakan kasus spesial (special case). Sebab, dalam penerbangan itu para penumpang tidak membeli tiket, sehingga bisa dipastikan klaim asuransi Rp 1,25 miliar terganjal oleh mekanisme tersebut.

"Tapi kita akan usahakan. Harapan kita bahwa pihak asuransi paling tidak memberikan klaim asuransi sesuai dengan peraturan menteri Rp 1,25 miliar," kata dia.

Hingga kini, PT Trimarga Rekatama selaku penghubung antara produsen Sukhoi Company dengan maskapai Tanah Air, masih terus melakukan komunikasi untuk mendapatkan klaim asuransi dari pabrikan pesawat Rusia tersebut.

Seperti diketahui, Sukhoi Company beberapa hari lalu berjanji akan memberikan santunan sebesar USD 50.000 atau sekitar Rp 458 juta per orang. Santunan itu akan diberikan kepada 45 orang yang ikut dalam penerbangan pesawat nahas itu.



Sumber: merdeka | Berita Sukhoi

Kamis, 10 Mei 2012

Keluarga pramugari Sky Aviaton gelar tahlilan


Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, pihak keluarga salah satu korban telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.

Tahlilan digelar di rumah Aditya Recodianty, salah satu pramugari Sky Aviation yang ikut dalam joy flight nahas yang jatuh di Gunung Salak.

"Ini mau pengajian dulu mendoakan Tya, sebelumnya saya sudah beritahu warga untuk hadir," ujar Aini, warga yang tinggal di depan kediaman Aditya, Jalan M No.25 RT 02 RW 11, Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan, Kamis (10/5) malam.

Aini mengaku mengaku bingung, kenapa tiba-tiba Susan (ibunda Aditya) datang ke rumahnya� dan mengundang untuk hadir di pengajian yang akan digelar nanti. "Ibunya tadi datang ke rumah dan tidak mau berharap banyak, jadi digelar pengajian malam ini," tutur Aini.

Menurut pantauan Merdeka.com pukul 19.00 WIB, nampak puluhan orang berdatangan ke rumah Aditya. Sebagian besar merupakan kerabat dan tetangga.



Sumber: merdeka

Sukhoi ditemukan di pinggir tebing Gunung Salak


Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang sejak kemarin, saat ini sudah ditemukan. Melalui pantauan udara, Timsar menemukan pesawat buatan Rusia itu berada di pinggir tebing Gunung Salak yang berada di atas ketinggian 5.500 FT atau sekitar 1800 meter DPL.

"Sudah ditemukan 10 menit lalu di pinggir tebing," kata Dinas Penerangan Lanud Atang Sanjaya Mayor Ali Amri Lubis, kepada merdeka.com, Kamis (10/5).

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang kontak di kawasan Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 14.51 WIB, Rabu (9/5). Pesawat itu berada di Indonesia dalam rangka demonstrasi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian pertunjukan keliling (road show) yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Pesawat itu mengangkut 42 penumpang dan 8 warga negara Rusia.



Sumber: merdeka

Korban Sukhoi Tya, si cantik yang senang berfoto


Aditya Recodianty, pramugari cantik dari Sky Aviation yang ikut dalam joy flight Sukhoi Superjet 100 merupakan pribadi yang baik dan lugas. Sebelum terbang bersama pesawat nahas tersebut, Aditya sempat gonta-ganti foto profil di handphone-nya.

"Dia itu tipikal cewek yang narsis, kebanyakan fotonya saat berada di pesawat," ujar teman pramugari Aditya, Ade kepada merdeka.com, Kamis (10/5).

Tya, panggilan akrab Aditya adalah sosok orang yang peduli terhadap temannya. Tya sempat menawarkan Ade untuk gabung bersama Sky Aviation. "Karena ada satu dan lain hal, saya tidak jadi gabung dengan Sky Aviation," tutur Ade yang juga pramugari di sebuah maskapai nasional.

Tahun lalu, Tya dan Ade pernah satu maskapai di Phuket Airlines dan sempat disewa Arab Saudi Airlines untuk penerbangan jemaah haji. Jarang bersua, tapi sekali bertemu cuma membicarakan suasana di dalam pesawat.

Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, malam ini pihak keluarga Aditya telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.

Sejak tim SAR menemukan jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 siang tadi, tim belum juga menemukan korban selamat. Tim baru menemukan beberapa jenazah. Tim SAR masih kesulitan mengevakuasi korban. Tim pertama yang sudah tiba di lokasi jatuhnya pesawat masih menunggu bantuan. Tim pertama itu belum bisa berbuat apa-apa.



Sumber: merdeka

Korban Sukhoi Tya, si cantik yang senang berfoto


Aditya Recodianty, pramugari cantik dari Sky Aviation yang ikut dalam joy flight Sukhoi Superjet 100 merupakan pribadi yang baik dan lugas. Sebelum terbang bersama pesawat nahas tersebut, Aditya sempat gonta-ganti foto profil di handphone-nya.

"Dia itu tipikal cewek yang narsis, kebanyakan fotonya saat berada di pesawat," ujar teman pramugari Aditya, Ade kepada merdeka.com, Kamis (10/5).

Tya, panggilan akrab Aditya adalah sosok orang yang peduli terhadap temannya. Tya sempat menawarkan Ade untuk gabung bersama Sky Aviation. "Karena ada satu dan lain hal, saya tidak jadi gabung dengan Sky Aviation," tutur Ade yang juga pramugari di sebuah maskapai nasional.

Tahun lalu, Tya dan Ade pernah satu maskapai di Phuket Airlines dan sempat disewa Arab Saudi Airlines untuk penerbangan jemaah haji. Jarang bersua, tapi sekali bertemu cuma membicarakan suasana di dalam pesawat.

Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, malam ini pihak keluarga Aditya telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.

Sejak tim SAR menemukan jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 siang tadi, tim belum juga menemukan korban selamat. Tim baru menemukan beberapa jenazah. Tim SAR masih kesulitan mengevakuasi korban. Tim pertama yang sudah tiba di lokasi jatuhnya pesawat masih menunggu bantuan. Tim pertama itu belum bisa berbuat apa-apa.



Sumber: merdeka

Korban Sukhoi Tya, si cantik yang senang berfoto


Aditya Recodianty, pramugari cantik dari Sky Aviation yang ikut dalam joy flight Sukhoi Superjet 100 merupakan pribadi yang baik dan lugas. Sebelum terbang bersama pesawat nahas tersebut, Aditya sempat gonta-ganti foto profil di handphone-nya.

"Dia itu tipikal cewek yang narsis, kebanyakan fotonya saat berada di pesawat," ujar teman pramugari Aditya, Ade kepada merdeka.com, Kamis (10/5).

Tya, panggilan akrab Aditya adalah sosok orang yang peduli terhadap temannya. Tya sempat menawarkan Ade untuk gabung bersama Sky Aviation. "Karena ada satu dan lain hal, saya tidak jadi gabung dengan Sky Aviation," tutur Ade yang juga pramugari di sebuah maskapai nasional.

Tahun lalu, Tya dan Ade pernah satu maskapai di Phuket Airlines dan sempat disewa Arab Saudi Airlines untuk penerbangan jemaah haji. Jarang bersua, tapi sekali bertemu cuma membicarakan suasana di dalam pesawat.

Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, malam ini pihak keluarga Aditya telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.

Sejak tim SAR menemukan jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 siang tadi, tim belum juga menemukan korban selamat. Tim baru menemukan beberapa jenazah. Tim SAR masih kesulitan mengevakuasi korban. Tim pertama yang sudah tiba di lokasi jatuhnya pesawat masih menunggu bantuan. Tim pertama itu belum bisa berbuat apa-apa.



Sumber: merdeka

Ayah hilang bersama Sukhoi, Istri Badai Kerispatih down


Mertua dari musisi Badai Kerispatih, Capt. Herman Suladji turut hilang bersama pesawat Sukhoi Superjet-100 buatan Rusia yang lenyap di Gunung Salak, Bogor, Rabu (09/05). Badai mengaku terakhir kali bertemu ayah dari istrinya tersebut dua minggu silam.


"Sekitar 2 Minggu lalu, gue ketemu di rumah. Tapi kalau istri gue ngobrol terakhir tadi pagi sebelum terbang, cuma ngobrol-ngobrol biasa sih. Yang parah sih ponakan gue. Ponakan gue bilang mau ikut Eyang, tapi Bokap bilang 'Jangan, Eyang mau pergi jauh'. Mungkin udah ada feeling juga, soalnya aneh banget, karena Bokap nggak pernah ngomong kaya gitu. Dan tipe Bokap gue itu bukan tipe yang melankolis, orangnya cuek," ucap Badai Kerispatih ditemui di terminal kedatangan Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (09/05).


Sementara itu karena baru datang dari luar kota, Badai awalnya tidak tahu bahwa mertuanya ikut joy flight pesawat Sukhoi tersebut.


"Nggak tau gue, karena gue baru dari Jogja. Yang tau hanya istri, tapi memang dia nggak infoin ke gue, karena kan emang udah kerjaan hari-harinya ikut test flight. Tapi kalau hari ini emang gue nggak tau apa-apa. Biasanya hari-hari kalau lagi jam-jam lunch, istri suka nelepon gue, cerita Bokap hari ini ngapain aja," ungkapnya.


Saat ini kondisi istri Badai, Dewi Citra Asmarani masih cukup down. Karena itu Badai mengatakan istrinya tidak bisa menjaga sang ibu karena sama-sama tengah dalam kondisi drop, "Dia down banget ya, tapi ya kalau dia down dia nggak bisa jagain nyokap yang juga ngedrop. Jadi paling nggak gue sama istri harus jaga nyokap," ungkapnya.


Saat ini keluarga Badai menunggu Badan SAR Nasional untuk menemukan pesawat tersebut, "Dulu sih keluarga nyokap ada di Bogor, cuma sekarang udah nggak ada. Jadi kita nunggu kabar aja dari Basarnas," tandasnya. (kpl/ben/sjw)





Sumber: merdeka

Ayah hilang bersama Sukhoi, Istri Badai Kerispatih down


Mertua dari musisi Badai Kerispatih, Capt. Herman Suladji turut hilang bersama pesawat Sukhoi Superjet-100 buatan Rusia yang lenyap di Gunung Salak, Bogor, Rabu (09/05). Badai mengaku terakhir kali bertemu ayah dari istrinya tersebut dua minggu silam.


"Sekitar 2 Minggu lalu, gue ketemu di rumah. Tapi kalau istri gue ngobrol terakhir tadi pagi sebelum terbang, cuma ngobrol-ngobrol biasa sih. Yang parah sih ponakan gue. Ponakan gue bilang mau ikut Eyang, tapi Bokap bilang 'Jangan, Eyang mau pergi jauh'. Mungkin udah ada feeling juga, soalnya aneh banget, karena Bokap nggak pernah ngomong kaya gitu. Dan tipe Bokap gue itu bukan tipe yang melankolis, orangnya cuek," ucap Badai Kerispatih ditemui di terminal kedatangan Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (09/05).


Sementara itu karena baru datang dari luar kota, Badai awalnya tidak tahu bahwa mertuanya ikut joy flight pesawat Sukhoi tersebut.


"Nggak tau gue, karena gue baru dari Jogja. Yang tau hanya istri, tapi memang dia nggak infoin ke gue, karena kan emang udah kerjaan hari-harinya ikut test flight. Tapi kalau hari ini emang gue nggak tau apa-apa. Biasanya hari-hari kalau lagi jam-jam lunch, istri suka nelepon gue, cerita Bokap hari ini ngapain aja," ungkapnya.


Saat ini kondisi istri Badai, Dewi Citra Asmarani masih cukup down. Karena itu Badai mengatakan istrinya tidak bisa menjaga sang ibu karena sama-sama tengah dalam kondisi drop, "Dia down banget ya, tapi ya kalau dia down dia nggak bisa jagain nyokap yang juga ngedrop. Jadi paling nggak gue sama istri harus jaga nyokap," ungkapnya.


Saat ini keluarga Badai menunggu Badan SAR Nasional untuk menemukan pesawat tersebut, "Dulu sih keluarga nyokap ada di Bogor, cuma sekarang udah nggak ada. Jadi kita nunggu kabar aja dari Basarnas," tandasnya. (kpl/ben/sjw)





Sumber: merdeka

Tragedi hilangnya Sukhoi di Gunung Salak


Suka cita menaiki pesawat Sukhoi Super Jet 100 justru berujung duka. Setelah pesawat itu lepas landas dari Halim Perdanakusuma Rabu (9/5) siang, hingga kini keberadaannya tak diketahui. Pesawat buatan Rusia mengangkut 42 penumpang dan delapan kru.

Sukhoi tiba di Bandara Halim sejak Selasa (8/5), sebagai bagian dari rangkaian pertunjukan keliling (road show) yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah.

Di Halim, joy flight yang dilakukan Sukhoi untuk kali pertama selama 35 sampai 40 menit berjalan mulus. Namun pada saat joy flight kedua Sukhoi hilang kontak. Terakhir koordinat pesawat berada di Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.

Dalam joy flight ini Sukhoi mengundang 100 orang dari industri penerbangan. Banyak juga pejabat dari beberapa maskapai penerbangan Indonesia yang ikut, diantaranya Direktur Operasional Kartika Airlines Capt Aan Suhadiana dan Direktur Operasional Pelita Air Darwin Pelawi. Dua wartawan dari TransTV dan majalah Angkasa juga menjadi penumpang.

Sampai saat ini keberadadaan pesawat tersebut masih misterius. Pagi ini tim akan mulai bergerak mencari pesawat tersebut.

Berikut kronologi hilangnya Sukhoi:

Rabu (9/5) pukul 14.51 WIB
Pesawat melakukan joy flight kedua dengan mengangkut 42 penumpang dan delapan awak pesawat.

Pukul 16.40 WIB
Pesawat hilang kontak di ketinggian 6.000 M. Terakhir koordinat pesawat berada di Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.

Pukul 19.00 WIB
Tim SAR dari Bandung dan Bogor, TNI AD, TNI AU, serta kepolisian dikerahkan untuk mencari Sukhoi.

Pukul 20.00 WIB
Pencarian pesawat dihentikan karena cuaca tidak memungkinkan.


Kamis (10/5) pagi
Tim SAR akan melanjutkan pencarian Sukhoi dibeberapa titik.





Sumber: merdeka

Warga lihat pesawat oleng di sekitar Kawah Ratu


Pencarian pesawat Sukhoi Superjet 100 pagi ini kembali dilakukan. Pencarian dilakukan di sekitar Kawah Ratu, Gunung Salak lantaran ada laporan warga Bogor yang sebelumnya melihat ada pesawat oleng mengarah ke Kawah Ratu.

"Kita pusatkan pencarian ke arah Kawah Ratu karena mendapatkan informasi dari masyarakat di daerah Bogor yang melihat ada kapal oleng ke arah selatan ke Kawah Ratu," kata ketua tim volunteer Activity, Ayar di Posko Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Cidahu, Sukabumi, Kamis (10/5).

Ayar mengatakan, jumlah volunteer yang disiapkan untuk melakukan pencarian ini sebanyak 25 orang. Dari tim tersebut selanjutnya disebar ke beberapa titik.

"Jalur pertama jalur resminya Cangkuang, menuju Titik Bajuri, 1.360 di atas laut. Nanti dari titik bajuri akan dipecah tim, dibagi menjadi 2, 1 ke jalur Kawah Ratu, kedua ke jalur Gunung Salak," imbuhnya.

Sebelumnya, sekitar pukul 04.00 WIB dini hari tadi juga telah diberangkatkan Tim SAR yang terdiri dari marinir 114 orang, dipimpin oleh Lettu Wahyudi, dari Paskhas 8 orang dipimpin Letnan Aditia Daud, gabungan volunteer 15 orang termasuk 5 wartawan Trans TV yang ikut dalam tim SAR.



Sumber: merdeka

Warga lihat pesawat oleng di sekitar Kawah Ratu


Pencarian pesawat Sukhoi Superjet 100 pagi ini kembali dilakukan. Pencarian dilakukan di sekitar Kawah Ratu, Gunung Salak lantaran ada laporan warga Bogor yang sebelumnya melihat ada pesawat oleng mengarah ke Kawah Ratu.

"Kita pusatkan pencarian ke arah Kawah Ratu karena mendapatkan informasi dari masyarakat di daerah Bogor yang melihat ada kapal oleng ke arah selatan ke Kawah Ratu," kata ketua tim volunteer Activity, Ayar di Posko Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Cidahu, Sukabumi, Kamis (10/5).

Ayar mengatakan, jumlah volunteer yang disiapkan untuk melakukan pencarian ini sebanyak 25 orang. Dari tim tersebut selanjutnya disebar ke beberapa titik.

"Jalur pertama jalur resminya Cangkuang, menuju Titik Bajuri, 1.360 di atas laut. Nanti dari titik bajuri akan dipecah tim, dibagi menjadi 2, 1 ke jalur Kawah Ratu, kedua ke jalur Gunung Salak," imbuhnya.

Sebelumnya, sekitar pukul 04.00 WIB dini hari tadi juga telah diberangkatkan Tim SAR yang terdiri dari marinir 114 orang, dipimpin oleh Lettu Wahyudi, dari Paskhas 8 orang dipimpin Letnan Aditia Daud, gabungan volunteer 15 orang termasuk 5 wartawan Trans TV yang ikut dalam tim SAR.



Sumber: merdeka

Keluarga penumpang Sukhoi minta bantuan paranormal


Isak tangis keluarga penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang kontak di kawasan Bogor, Jawa Barat mewarnai Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Suasana itu terlihat setelah melihat manifest penumpang pesawat yang ditempel petugas.

Salah satu keluarga korban, Ellen Pangabean mengaku terkejut mengetahui saudaranya Edward Edo M ikut dalam joy flight. Keikutsertaan Edo dalam penerbangan itu mewakili perusahaan IndoAsia. "Saya dikasih tahu teman Edo bahwa pesawatnya hilang kontak," kata Ellen di Bandara Halim Perdana Kusuma, Kamis (10/5).

Untuk memastikan kebenaran kabar itu, Ellen bersama keluarganya berangkat menuju Lanud Halim. "Makanya saya kemari untuk mengecek, kami minta doanya saja," ujar Ellen sambil berlinang air mata.

Lain halnya dengan adik Edo, Ebenhard Hotma Panggabean yang meminta bantuan paranormal untuk menemukan posisi pesawat. "Informasi yang saya terima, pesawat pecah dua. Kalau malam ini bisa ditemukan, kemungkinan penumpang yang selamat, besar," kata Eben mengutip terawangan seorang paranormal kenalannya.

Selain keluarga Edo, sejumlah keluarga lain yang tiba di Lanud Halim juga terlihat terkejut. Namun, Sheny Ayat mengaku sangat yakin menantunya, Ruli Dermawan (IndoAsia) selamat.

Dibandingkan yang lain, Wanita tua ini terlihat sangat tabah dan tegar melihat daftar nama yang terpampang di dinding. "Saya yakin selamat, tetapi Wallahu 'alam bi sahwab," katanya.

Namun demikian, tidak semua keluarga penumpang sanggup menahan air mata seperti Sheny. Bahkan, mereka mengaku tidak percaya meski nama keluarganya tercantum dalam manifest pesawat. Atas alasan itu, mereka enggan diwawancarai.



Sumber: merdeka

Sukhoi ditemukan di pinggir tebing Gunung Salak


Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang sejak kemarin, saat ini sudah ditemukan. Melalui pantauan udara, Timsar menemukan pesawat buatan Rusia itu berada di pinggir tebing Gunung Salak yang berada di atas ketinggian 5.500 FT atau sekitar 1800 meter DPL.

"Sudah ditemukan 10 menit lalu di pinggir tebing," kata Dinas Penerangan Lanud Atang Sanjaya Mayor Ali Amri Lubis, kepada merdeka.com, Kamis (10/5).

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang kontak di kawasan Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 14.51 WIB, Rabu (9/5). Pesawat itu berada di Indonesia dalam rangka demonstrasi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian pertunjukan keliling (road show) yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Pesawat itu mengangkut 42 penumpang dan 8 warga negara Rusia.



Sumber: merdeka